Unsur-unsur transisi periode keempat umumnya membentuk senyawa-senyawa berwarna. Simak warna senyawa klorida dari unsur-unsur transisi Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu dalam fase padatnya berikut ini.

Bandingkan dengan senyawa logam utama seperti NaCl (garam dapur) yang tidak berwarna. Warna pada senyawa logam transisi dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Eksitasi elektron tersebut haruslah melibatkan perubahan tingkat energi yang setara dengan energi cahaya tampak, yakni antara 170 – 290 kJ/mol (atau setara dengan λ = 700 – 400 nm). Menurut Teori Medan Kristal, perubahan tingkat energi yang setara dengan energi cahaya tampak dimungkinkan oleh adanya pemisahan tingkatan energi orbital-orbital d. Pada senyawa logam utama, penyerapan energi cahaya melibatkan eksitasi elektron dari subkulit s ke p. Perbedaan tingkat energi yang terjadi antara subkulit s dan p lebih besar dari energi cahaya tampak (lebih dari 290 kJ/mol atau setara dengan energi sinar UV). Hal ini yang menyebabkan mengapa logam utama umumnya tidak berwarna. Beberapa senyawa logam transisi tidak berwarna. Contohnya, senyawa yang mengandung ion Sc3+ dan Zn2+. Hal ini dikarenakan ion Sc3+ dan ion Zn2+ masing-masing memiliki subkulit d kosong dan penuh. Meski terjadi pemisahan orbital-orbital d menjadi dua tingkat energi, namun eksitasi elektron antara kedua tingkat energi tersebut jelas tidak memungkinkan. Sebaliknya, eksitasi yang terjadi melibatkan elektron di orbital s dan p dengan perbedaan tingkat energi yang lebih besar dari energi cahaya tampak, atau setara dengan sinar UV.